Berita

Kisah Lengkap Seorang Yahudi Pembela Rasulullah yang Wafat dalam Perang Uhud

Mukhairiq, Yahudi Pembela Rasulullah yang Wafat dalam Perang Uhud

Mihrabseni – Pertarungan Uhud terjadi di bulan ke 32 sesudah Hijriah, bersamaan dengan bulan tahun 2 Hijriah akhir atau 3 Maret 625 M. Perang Uhud ini sebagai pertarungan tidak imbang di antara pasukan Kafir Quraisy dan koalisinya, menantang pasukan Islam.

Pertarungan ini terjadi satu tahun sesudah perang Badar, yang sudah membuat golongan Quraisy mendendam ke Rasulullah SAW dan umat muslim.

Baca Juga : Penjelasan Lengkap UAS Tentang Hukum Azan Dan Iqamah Ketika Salat Fardhu Sendiri,

Dalam perang ini, Quraisy kumpulkan 3.000 ekor unta, 200 tentara naik kuda, dan 700 tentara kenakan pakaian pakaian besi. Bekasnya terdiri dari pasukan kavaleri darat.

Pasukan ini dipisah jadi dua pasukan invanteri. Puncak pimpinan digenggam oleh Abu Sufyan. Pasukan naik kuda dan kavaleri dipisah jadi dua. Satu pasukan dipegang oleh Khalid ibn Walid dan satu pasukan kembali dipegang Ikrimah ibn Abu Jahal.

Di lain sisi, pasukan Islam cuma diperkokoh 700 orang, dengan perlengkapan seadanya. Jumlah pasukan infanteri sekitar 650 orang. Jumlah pasukan kavaleri sekitar 50 orang.

Seperti masyhur diriwayatkan, pasukan Islam menanggung derita kekalahan dalam perang ini. Sekitar 70 syuhada luruh. Bahkan juga, ada tindakan penindasan pada mayat umat Islam, terhitung salah satunya, Hamzah bin Abu Thalib, paman Nabi.

Baca Juga : Viral Video UAS Berhenti Ceramah Karena Melihat Hantu?

Dalam peperangan ini, tidak banyak yang mengulas figur pahlawan nonmuslim yang demikian menyukai Rasulullah SAW. Ia ialah Mukhairiq dari Kabilah Qainuqa’, seorang pendeta Yahudi yang alim dan kaya raya.

Meninggal dunia dalam Perang Uhud dan Wariskan Hartanya untuk Rasulullah SAW

Dia memilih untuk turut berperang bersama Rasulullah dan umat Islam menantang kafir Quraisy. Tidak itu saja, Mukhairiq mengatakan dan ajak Yahudi Madinah untuk berperang bersama Rasulullah menantang kafir Quraisy.
Yahudi Madinah menampik karena pada waktu itu Hari Sabat, salah satunya hari raya umat Yahudi. “Tidak ada perayaan Hari Sabat untuk kalian!” kata Mukhairiq, seperti yang terekam dalam kitab Sirah Nabawiyyah (Ibn Hisyam al-Mu’afiri,1994),diambil dari NU Online.

Saat sebelum pergi ke medan perang, Mukhairiq membuat suatu informasi penting. Sebuah informasi yang memperjelas jika dianya benar-benar memberikan dukungan teman dekatnya, Rasulullah. Dia umumkan jika hartanya supaya dikasih ke Rasulullah pada saat dia wafat dalam Perang Tabuk.

Peperangan terjadi di hari Sabtu, dan sebagai Yahudi semestinya ia diam di dalam rumah. Tetapi ia putuskan masih tetap pergi menolong Nabi Muhammad.

Pada kondisi cedera kronis di perang Uhud, Nabi Muhammad dikasih tahu jika Mukhairiq sudah luruh dan memberi kekayaannya untuk Nabi Muhammad. Nabi memberi komentar: “Ia Yahudi terbaik!, (Mukhairiq khairul yahud)”.

Betul saja, Mukhairiq wafat sesudah terserang cedera kronis dalam Perang Uhud. Semua hartanya juga diterima Rasulullah. Nanti, harta pemberian Mukhairiq ini dipakai Rasulullah untuk mengongkosi umat Islam di Madinah. Bagus untuk ongkos perang atau ongkos kehidupan setiap hari.

Argumen Mukhairiq Bela Islam

Mukhairiq ialah sesok Yahudi yang kaya raya. Ia banyak memiliki perkebunan kurma yang terhampar luas di Madinah. Walau berlainan agama, Mukhairiq tidak enggan-segan menolong dan membantu Rasulullah.

Baik pada hal moril maupun material. Bahkan juga, dia bela umat Islam saat beberapa orang Yahudi melawan dan menyalahi Piagam Madinah. Sebuah kesepakatan bersama lintasi iman, lintasi suku, dan lintasi barisan di Madinah.

Dia ada di barisan Rasulullah saat terjadi terjadi peperangan di antara barisan umat Islam dengan barisan Yahudi, atau dengan kafir Quraisy Makkah.

“Karena beberapa orang Yahudi sudah menyalahi Piagam Madinah,” kata Mukhairiq.

Saat ditanyakan kenapa dia berperang bersama Rasulullah, seperti diambil dari buku Bela Kebebasan Beragama Buku 1 (Budhy Munawar-Rachman, 2011). Mukhairiq melihat Piagam Madinah harus digenggam kuat, karenanya ialah kesepakatan bersama.

Salah satunya isi pada piagam itu ialah semua masyarakat Madinah harus berpadu, sama-sama memberikan dukungan, dan sama-sama membuat perlindungan saat ada gempuran di luar. Tetapi satu kelompok Yahudi justru bersekutu dengan kafir Quraisy untuk serang Rasulullah dan umat Islam.

Berikut yang membuat Mukhairiq memberikan dukungan Rasulullah dan menantang saudara Yahudinya sendiri. Dia mengetahui, dalam masalah ini Rasulullah dan umat Islam ialah tim yang betul. Sampai pada akhirnya Mukhairiq bela Rasulullah dan jadi sisi dari pasukan Islam dalam pertarungan Uhud dan meninggal dunia dalam medan perang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button