Khutbah

Agama Islam Mengatur Manusia Untuk Menjaga Lingkungan


Khutbah Jumat kali ini mengusung tema tentang bagaimana Agama Islam dalam hal mengatur manusia untuk menjaga lingkungan; dengan salah satu alasannya adalah demi keberlangsungan lingkungan itu sendiri.

Keberadaan alam semesta, termasuk lingkungan hidup di sekitar kita, sudah diatur oleh Sang Maha Mengatur, Allah SWT. Umat manusia yang beriman meyakini hal tersebut. Sikap iman yang demikian itu harus ditunjukkan dengan sikap dalam kehidupan sehari-hari dalam ikut serta menjaga keberlangsungan lingkungan dan alam sekitar.

Sebagai Umat Islam hendaknya menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian dan keserasian lingkungan, sebab dalam berbagai ayat Al-Quran Allah SWT telah melarang umat Islam merusak ekosistem atau lingkungan. Berikut ini Khutbah Jumat NU Cilacap Online NUCOM tentang Demi Keberlangsungan, Agama Islam Mengatur Manusia Untuk Menjaga Lingkungan. 

Daftar isi :

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ

أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ:

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ مَّاۤءٍ فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍ ۖ وَّتَصْرِيْفِ الرِّيٰحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ – ١٦٤

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh

Pada kesempatan yang mulia dan berbahagia ini, khatib berwasiat khususnya pada khatib pribadi dan jamaah sholat Jum’at pada umumnya. Marilah senantiasa kita meningkatkan Taqwa kepada Allah SWT dengan Cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi Larangannya. Semoga kita dapat menghayati dan menikmati setiap ibadah yang kita lakukan.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Baginda Rasul Nabi Agung Muhammad SAW. Semoga kita memperoleh syafaat beliau di akherat kelak Amiin Yaa Rabbal’alamiin.

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh

Allah SWT senantiasa mencurahkan kebaikan kepada kita. Di antara berjuta kebaikan Allah SWT pada kita yaitu diturunkannya air hujan dari langit. Dengan air hujan itu, Allah SWT hidupkan bumi yang semula mati dan selanjutnya roda kehidupan manusia pun dimulai.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs. Al Baqarah ayat 164 yang artinya.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Qs. Al Baqarah ayat 164)

Allah SWT Maha Mengatur

Dalam ayat yang lain, Allah SWT lebih merinci lagi mengenai proses turunnya hujan untuk manusia yaitu dalam Qs. An Nur ayat 43. Ayat yang berisi kandungan sains ini dimulai dengan gambaran bagaimana Allah mengarak awan sebagai sarana turunnya air.

Baca Juga  Membaca Al Fatihah Setelah Imam

Bagi orang yang beriman, ayat ini mengandung pelajaran besar untuk direnungkan. Betapa kehidupan ini telah diatur dengan seksama oleh Allah SWT. Meresapi hikmah di dalam ayat ini, niscaya iman seorang muslim akan bertambah.

أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُزْجِى سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُۥ ثُمَّ يَجْعَلُهُۥ رُكَامًا فَتَرَى ٱلْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَٰلِهِۦ وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن جِبَالٍ فِيهَا مِنۢ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ وَيَصْرِفُهُۥ عَن مَّن يَشَآءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِۦ يَذْهَبُ بِٱلْأَبْصَٰرِ

Artinya: “Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS. An Nur: 43)

Baca Juga

Menjaga Kelestarian Lingkungan

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh

Kita sebagai Umat Islam hendaknya menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian dan keserasian lingkungan, sebab dalam berbagai ayat Al-Quran Allah SWT telah melarang umat Islam merusak ekosistem atau lingkungan hidupnya. Jika hal ini kita langgar, kita tidak saja melakukan dosa besar, tetapi kita juga akan menyengsarakan masyarakat banyak dan menyusahkan anak keturunan kita nantinya.

Akibat dari ulah manusia yang tidak menjaga lingkungan adalah berubahnya nikmat Allah SWT menjadi musibah dan bala bencana. Air hujan yang merupakan nikmat dan rahmat berubah menjadi malapetaka bagi manusia sendiri.

Marilah kita renungkan, begitu sering musibah menimpa saudara-saudara kita diberbagai daerah. Banjir bandang nyaris setiap tahun kita alami, tanah longsor dan banjir lumpur pun belum selesai ditangani, kekeringan dan kebakaran seolah saling menjemput dan beriringan.

Selain musibah lokal di negeri kita, penduduk bumi dihadapkan dengan pemanasan global yang membuat suhu udara terus meningkat setiap tahun serta permukaan air laut yang meningkat. Akibat lain dari kerusakan lingkungan secara meluas adalah terpengaruhnya musim yang berpengaruh pada hasil pertanian, punahnya berbagai jenis hewan, serta mengganggu kesehatan manusia.

Baca Juga  CERAMAH SINGKAT ISLAM SEDIH MENYENTUH USTAD ADI HIDAYAT | AMALAN PENGHUNI SURGA DI BUMI

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh

Agama Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai hamba Allah (`abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifatullah) di muka bumi. Sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan.

Oleh karena itu, tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Sebagai khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar yaitu tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia.

Rasulullah SAW memandang alam dan manusia memiliki hubungan asasi dan timbal balik. Disaat manusia menjaga alam ini, maka alam akan menjaga dan memberi manfaat pada manusia begitupun sebaliknya.

Larangan Merusak Lingkungan

Karena itulah, Rasul SAW meletakkan prinsip umum dalam melestarikan lingkungan berupa larangan melakukan perusakan di muka bumi. Diantara pesan Rasulullah SAW yaitu:

Pertama, melarang pencemaran lingkungan. “Jauhilah tiga perilaku terlaknat; buang kotoran di sumber air, di pinggir jalan, dan di bawah naungan pohon.” (HR Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).

Kedua, menjaga kebersihan lingkungan. “Semua amalan umatku ditampakkan kepadaku baik dan buruknya. Aku dapatkan di antara amal kebajikan adalah menghilangkan bahaya dari jalanan dan aku temukan di antara amalan yang buruk adalah membuang ingus di masjid dan tidak dibersihkan.” (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah).

Ketiga, Rasulullah SAW menyuruh umatnya untuk selalu menjaga kebersihan. “Sesungguhnya Allah SWT itu Maha Baik yang mencintai kebaikan, Maha Bersih yang mencintai kebersihan. Oleh sebab itu, bersihkanlah halaman-halaman rumah kamu dan jangan menyerupai Yahudi.” (HR Tirmidzi dan Abu Ya’la).

Keempat, Rasulullah SAW melarang untuk membuang air kecil dalam air yang tidak mengalir karena akan merusak air itu. (HR Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi). Rasulullah juga menyuruh kita untuk selalu tampil bersih dan wangi, sehingga mendatangkan ketenangan jiwa dan rasa simpati dari orang lain.

Kelima, Rasulullah SAW menganjurkan umat manusia untuk menghidupkan lahan mati dan menanaminya dengan pepohonan. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW.

Dari Jabir bin Abdullah Rodhiyallohu ‘Anhu dia bercerita bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَ مَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَ مَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةً وَ لاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً

Baca Juga  Doa Sebelum Baca Al Fatihah

 “Tidaklah seorang muslim menanam suatu pohon melainkan apa yang dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Imam Muslim Hadits no.1552)

Dari  hadist diatas dapat kita pahami bahwa Rasulullah menganjurkan kita untuk menanam pohon selagi kita masih mempunyai nyawa karena dengan menanam pohon dapat memberikan manfaat dunia maupun akhirat.

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh

Demikian besar perhatian Rasulullah SAW terhadap kelestarian alam. Bila kita meneladani Rasulullah SAW dan mengamalkan ajarannya, pastilah alam ini akan bersahabat dengan kita. Dan kita akan hidup aman, sentosa, dan makmur. Amiin Yaa Rabbal’alamiin

   بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ الْحَكِيْمَ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

 اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَمَّا بَعْدُ   فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ  

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ   عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ 

Khutbah Jumat Demi Keberlangsungan, Agama Islam Mengatur Manusia Untuk Menjaga Lingkungan, ditulis oleh Saeful Nur Hidayat, Pengurus Lembaga Dakwah NU Cilacap [Tim Redaksi Khutbah Jumat NU Cilacap Online]. Download Naslah Kutbah Jumat File .pdf DI SINI


Source link

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button